Benarkah Kiamat Jatuh pada Tanggal 12 Desember 2012 ?

Mitos mengenai hari kiamat akan tiba pada bulan Desember tahun 2012 dimulai dengan klaim bahwa Nibiru, planet yang ditemukan oleh bangsa Sumeria, akan menabrak planet bumi. Zecharia Sitchin, orang menulis cerita fiksi tentang peradaban sejarah Mesopotamia, mengklaim dalam beberapa buku (The Twelfth Planet, The Stairway to Heaven, The End of Days) bahwa dia telah menemukan dan menterjemahkan dokumen-dokumen milik bangsa Sumeria yang mengidentifikasi sebuah planet – Nibiru – yang mengelilingi matahari setiap 3600 tahun sekali. Dongeng Sumeria milik Sitchin ini juga memasukkan cerita tentang astronot yang mengunjungi bumi dan berasal dari peradaban alien yang disebut dengan Anunnaki.

Setelah buku tersebut diterbitkan, Nancy Lieder, seorang cenayang, menulis pada situsnya bahwa para penduduk dari planet khayalan yang mengorbit di sekitar bintang Zeta Reticuli memperingatkannya bahwa planet Bumi berada dalam bahaya saat bertemu planet Nibiru. Pada saat itu muncul prediksi bahwa Bumi akan bertabrakan dengan Nibiru pada bulan May tahun 2003.
Ternyata pada bulan itu tidak terjadi apa-apa. Klaim mengenai tanggal jatuhnya hari kiamat kini berpindah ke bulan Desember tahun 2012. Baru-baru ini banyak orang yang menghubungkan hal ini dengan dongeng lain yaitu mengenai penghabisan kalender dari bangsa Maya yang berakhir pada musim dingin tahun 2012 tepatnya pada tanggal 21 Desember 2012.

Nibiru adalah sebuah istilah dalam astrologi Babilonia yang terkadang diasosiasikan dengan tuhan Marduk. Para sarjana Mesopotamia kuno membantah klain bahwa Nibiru adalah planet dan mereka juga membantah bahwa bangsa Sumeria mengetahui akan hal itu. Penduduk Sumeria adalah warga sipil yang baik, namun mereka meninggalkan beberapa catatan astronomi. Mereka tidak memiliki pemahaman bahwa planet tersebut mengelilingi matahari. Pemahaman tersebut pertama kali dikembangkan oleh orang Yunani dua milenium setelah zaman Sumeria berakhir.

Beberapa orang mengklaim bahwa NASA menemukan Nibiru pada tahun 1983 menggunakan Infra Red Astronomy Satelite (IRAS) yang memiliki survey langit selama 10 bulan. IRAS membuat katalog dari 350.000 sumber infrared dan pada awalnya kebanyakan dari sumber ini tidak terdefinisi. Para astronom telah melakukan follow up terhadap semua observasi ini dengan instrument yang lebih modern baik di bumi maupun di angkasa. Rumor tentang planet ke 10 munculi pada tahun 1984 setelah sebuah jurnal muncul di Astrophysical Journal Letters dengan judul “Unidentified point sources in the IRAS minisurvey”. Pada tahun 1987, ilmuan mempublikasikan identifikasi dari objek misterius sebagai galaksi yang cukup jauh. Tidak ada sumber IRAS yang ternyata benar sebuah planet. Bagi astronom, klaim yang dipertahankan tentang keberadaan planet di dekat bumi namun tidak terlihat adalah lelucon belaka.

Kurangnya fakta yang ada membuat beberapa orang yang mempercayai mitos mengklaim bahwa pemerintah menyimpan sebuah rahasia tersembunyi. Kebenaran mengenai hal ini juga belum memiliki kepastian.

Semua pemikiran mengenai kiamat akan terjadi pada tahun 2012 merupakan pemikiran yang berdasar pada mitos-mitos terdahulu. NASA sendiri mengklaim pada situs mereka bahwa bumi berada pada kondisi normal di tahun 2012 ini. Belum ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa keberadaan Nibiru atau planet X benar-benar ada. Mungkin tingkat kepercayaan masyarakat telah meningkat sejak Columbia Pictures berupaya menarik keuntungan dari isu ini dengan membuat film mengenai hari kiamat yang berjudul 2012 pada tahun 2009 lalu. Mereka juga membuat website palsu (www.instituteforhumancontinuity.org) yang berisikan kebohongan mengenai hari kiamat. Sekarang bagaimana Anda menyikapinya? Bekerjalah sebaik mungkin seolah-olah Anda akan hidup selamanya dan beribadahlah sebaik mungkin seolah-olah Anda akan meninggal esok hari.

7 Ciri Ciri Pria yang Punya Masa Depan Cerah

Kali ini, kami akan membahas tentang ciri-ciri yang punya masa depan cerah, langsung aja sobat. ini dia diantaranya:
1. Punya tujuan hidup
Ketika Anda bertanya apa tujuan hidupnya, ia akan menjelaskan secara rinci kepada Anda rencana jangka pendek dan menengahnya, apa yang ingin ia lakukan setahun mendatang, lima tahun, dan seterusnya.
Bahkan, ia menyiapkan rencana cadangan untuk mengantisipasi kegagalan. Tidak hanya menjawab, "Kita lihat saja nanti, jalani saja hidup ini seperti air mengalir."
2. Mandiri
Ia tidak bergantung pada orang lain dan mengandalkan kemampuan sendiri dalam hal apa pun. Misalnya, sejak awal mula bekerja, ia menanggung sendiri biaya hidupnya tanpa
bantuan orangtuanya. Pria seperti ini menunjukkan bahwa ia bertanggung jawab atas hidupnya dan hidup orang yang ia sayangi. Si dia juga tak pernah mengeluh mengenai pekerjaannya. Karena ia sadar, untuk mencapai kesuksesan, tentu dibutuhkan usaha dan kerja keras.
3. Hobi menolong
Anda tentu pernah mendengar ungkapan semakin banyak memberi, akan semakin banyak menerima. Percaya atau tidak, ungkapan ini memang ada benarnya. Jadi, bila pasangan termasuk pria yang ringan tangan membantu orang lain, Anda perlu berbangga hati mendukungnya. Sebab, ini akan menjadi bekal atau tabungan untuk menuju kesuksesannya di masa depan. Siapa tahu seseorang yang ia bantu saat ini berperan penting dalam kariernya di kemudian hari.
4. Bersahabat dan berwawasan
Sikapnya yang bersahabat ditambah dengan wawasan luasnya biasanya akan mudah mengambil hati banyak orang, termasuk saat melobi orang-orang penting yang berkaitan dengan kariernya. Pengetahuannya tentang berbagai hal termasuk berita-berita terkini akan membuat orang lain merasa nyaman berdiskusi dengannya. Semakin banyak orang tertarik padanya, semakin luas juga networking-nya. Kalau sudah begini, Anda tak perlu khawatir dengan kualitas diri yang dimiliki si dia, kesuksesan pun akan segera menghampiri.
5. "Family man"
Pria yang bertanggung jawab dan menyayangi keluarganya biasanya adalah pria yang juga memerhatikan perkembangan kariernya. Ia akan selalu termotivasi meningkatkan karier lebih baik lagi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain itu, pria tipe ini cenderung setia pada pasangannya sehingga ia bisa menyeimbangkan waktu dan pikirannya untuk Anda dan pekerjaannya.
6. Memiliki investasi
Saat ini gaji si dia tak bisa dibilang besar? Tak perlu khawatir selama ia bisa mengatur pendapatannya dan tak selalu kehabisan uang di tengah bulan. Apalagi bila ia termasuk orang yang jeli melihat peluang bisnis. Tak perlu terlalu besar, berangkat dari bisnis kecil-kecilan pun bisa mengantarkannya menjadi pengusaha sukses. Dukung sepenuhnya ketika dia memiliki keinginan untuk mencicil rumah atau berinvestasi dalam bentuk lain, seperti saham atau reksa dana. Karena ini menunjukkan si dia sangat memikirkan masa depan.
7. Realistis dan lurus
Meskipun si dia bersemangat meraih mimpinya, tetap amati bagaimana usahanya meraih impian, jangan sampai si dia menghalalkan berbagai cara yang justru bisa menghancurkan masa depannya. Ingatkan untuk tetap realistis dengan kemampuan yang dimilikinya. Bila si dia ahli dalam bidang teknologi informatika, ia tak perlu memaksakan diri untuk menjadi seorang public relations karena tertarik melihat temannya yang sukses di bidang tersebut. Masing-masing orang kan memiliki kelebihan yang berbeda-beda.

tips-cara-meraih-kesuksesan-impian

"Anda tidak akan pernah kemana-mana jika Anda sendiri tidak tahu akan kemana"

Penyebab utama mengapa seseorang tidak pernah menjadi kaya / sukses adalah karena ia sendiri tidak memilih atau memiliki target untuk menjadi kaya / sukses.
Berikut beberapa langkah yang bisa Agan coba untuk menentukan GOAL dalam hidup Agan :




1. POSITIF

GOAL Agan harus dinyatakan dalam kalimat positif serta dapat diukur dengan pasti
Bahagia, senang, sehat, sukses adalah contoh GOAL yang tidak dapat diukur dengan pasti

Contoh :
"Saya ingin bahagia" ? tidak dapat diukur
Tanya : "Apa yang membuat Agan Bahagia?"
Jawab : "Kalau saya mempunyai uang banyak"
Tanya : "Berapa banyak uang yang Agan inginkan?"
Jawab: "Sekitar 10.000.000.000"
Berarti GOAL Agan harus dirubah bukannya "Saya ingin bahagia" tetapi menjadi :
"Saya ingin memiliki uang sebesar Rp. 10.000.000.000"

2. CONTEXT

Context berbicara tentang kapan, di mana dan dengan siapa Agan menginginkan GOAL Agan menjadi nyata
Contoh :
Positif : "Saya ingin memiliki uang sebesar Rp. 10.000.000.000"
Outcome:
(Di mana) di Bank Sesuatu Indonesia
(Kapan) Bulan Desember 2012
(Dengan Siapa) Anak dan Istri saya

3. EVIDENCE

Agan harus melihat dengan imajinasi Agan dan melibatkan panca indra (melihat, mendengar, merasa) pada saat Agan telah memiliki / mencapai GOAL Agan dan proses pada saat Agan sementara menuju GOAL Agan. Bagaimana Agan tahu kalau Agan telah mencapai GOAL Agan?

Contoh :
Saya melihat tabungan saya bertambah sebesar 10.000.000.000
Saya mendengar istri saya berkata "Pah, uang kita sudah banyak sekarang"
Saya merasa senang karena bisa memiliki waktu yang banyak untuk bermain-main dengan anak-anak saya
Bagaimana Agan tahu bahwa Agan sedang menuju ke arah GOAL Agan?
Ketika saya melihat diri saya menyetorkan uang di Bank

4. SELF CONTROL

Agan tidak dapat membuat GOAL untuk orang lain karena mereka memiliki kehendak bebas dan Agan tidak dapat mengontrol mereka sepenuhnya
Outcome:
Agan tidak dapat mengatakan :
Saya ingin anak saya ... ... ... ... ...
Saya ingin suami / istri / teman saya ... ... ... ... ...

5. ACTION

Ada tiga tindakan yang harus Agan buat untuk membawa Agan sedikit lebih dekat kepada GOAL Agan :

Contoh :
  1. Apa tindakan yang harus Agan tingkatkan?
  2. Kebiasaan apa saja yang harus Agan kurangi agar waktunya bisa untuk hal positif lain?
  3. Langkah awal apa yang akan saya lakukan untuk membawa saya 1 langkah lebih dekat ke GOAL saya?
Outcome:
  1. Saya akan meningkatkan kunjungan prospek agar penjualan saya meningkat
  2. Mengurangi waktu online game facebook dengan ngaskus
  3. Membuat jadwal kunjungan untuk besok dan minggu ini

6. WORTHWHILE

Agan harus memiliki alasan yang kuat mengapa Agan harus mencapai GOAL Agan
Tanyakan mengapa GOAL Agan penting?

Outcome:
Tanya : "Mengapa Agan ingin punya uang 10.000.000.000?"
Jawab : "Karena saya ingin membahagiakan keluarga saya"
Tanya : " Mengapa itu penting?"
Jawab : "Karena saya ingin menjadi ayah dan suami yg bertanggung jawab!"

7. VISUAL

Agan harus bisa membayangkan dengan dalam, saat-saat di mana Agan telah memiliki apa yang Agan inginkan (GOAL).
Rasakan perasaan Agan saat itu, dengarkan apa yang ingin Agan dengar dan lihat apa yang ingin Agan lihat.

Perbesar gambar yang Agan lihat, perjelas suara yang Agan dengar dan lipatgandakan perasaan yang Agan rasakan 100 kali lipat.

Simpan GOAL Agan di dalam pikiran dan hati Agan agar setiap saat ia akan memberitahukan Agan apabila ada tindakan Agan yang menjauhi jalan menuju GOAL Agan.

Tips Memotivasi Disiplin Diri

Kediplinan membedakan kita dari binatang dengan kekuatan pikiran berakal yang mampu mengendalikan diri dengan mengontrol nafsu dan insting kita.
Kelebihan manusiawi inilah yang akan mendorong kemajuan kita dengan memampukan diri kita untuk membuat perencanaan, mengevaluasi tindakan, dan mencapai kesuksesan.
Namun kadangkala, kita merasa lemah dalam mengendalikan diri untuk berdisiplin. Berikut beberapa tips singkat untuk memotivasi diri agar bisa disiplin;

1)Selalu Mengingat Alasan & Tujuan
Jika kita menginginkan sesuatu sebagai tujuan dan memiliki alasan yang kuat untuk mencapai tujuan tersebut, maka kita akan mencari cara bagaimana meraih tujuan tersebut dan melaksanakannya. Namun jika kita hanya mengetahui bagaimana caranya sesuatu dikerjakan, kita tidak akan terlalu termotivasi berdisiplin tanpa menyadari apa yang menjadi alasan dan tujuan yang kuat mengapa kita melakukan hal tersebut. Ini sering terjadi pada para karyawan yang bekerja di bidang administrasi dan pekerja di bagian manufaktur/lini produksi atau buruh.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kentaro Fujita, para partisipan yang selalu mengingat-ingat alasan mengapa mereka melakukan sesuatu ketika sedang mengerjakannya, lebih gigih dan disiplin dalam mencapai tujuannya daripada mereka yang mengerjakan sesuatu tanpa secara sadar memikirkan alasan dan tujuannya.
Kita akan lebih termotivasi jika kita menyadari bahwa pekerjaan kita bermakna dan memiliki tujuan yang berarti. Gali inspirasi, hasrat pribadi, dan ingat-ingatlah orang-orang yang dicintai yang ingin kita nafkahi serta yang ingin kita bahagiakan. Bayangkan diri kita di masa depan, ketika usia telah senja dan tubuh telah renta, bagaimana kita ingin menjadi di suatu hari nanti? Tentunya ingin berhasil mendapatkan tujuan dengan alasan yang berarti.

2)Membuat Rencana yang Spesifik dan Tertib
Banyak orang gagal memenuhi resolusi tahun barunya untuk menurunkan berat badan karena rencananya kurang spesifik: makan lebih sedikit, berolahraga lebih banyak. Selain tidak spesifik, rencana ini tidak tertib: tidak memiliki urutan tindakan yang teratur.
Penelitian oleh Peter Gollwitzer menyatakan rencana yang terbaik memiliki langkah-langkah yang berkelanjutan, yang memiliki pemicu seperti sebuah waktu yang spesifik atau suatu kejadian tertentu. Contohnya, resolusi tahun barunya menjadi: berolahraga selama sejam di gym setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu setelah pulang kerja atau jam 5 sore. Rencana diet menjadi: jika makanan penutup datang, saya akan mengabaikannya dan minum kopi saja.
Perencanaan seperti ini akan memudahkan otak agar tidak terlalu menghabiskan energi dalam memikirkan prosedur dalam bertindak dan cukup memikirkan alasan dan tujuannya saja. Rencana yang spesifik dan tertib akan membuat pekerjaan seakan-akan otomatis dilakukan tanpa perlu banyak berpikir lagi. Terlalu banyak berpikir akan menguras energi mental kita.
Pengendalian diri memerlukan energi, dan jangan kuras energi tersebut dengan terlalu banyak berpikir tentang bagaimana cara melakukan sesuatu atau langkah selanjutnya ketika sedang berdisiplin. Fokuskan energi untuk berdisiplin dengan memisahkan waktu berpikir dengan saat bertindak ke dalam dua fase yang berbeda. Buatlah rencana tindakan secara spesifik dan tertib sebelum bertindak sehingga kita bisa memanfaatkan energi kita secara efektif serta terfokus dalam berdisiplin.

3)Jangan Terlalu Memforsir Diri
Seperti yang telah saya sebutkan di atas, berdisiplin memerlukan energi yang cukup agar kita bisa mengendalikan diri agar tindakan kita tetap sesuai rencana dan mampu gigih untuk terus bertahan sampai tujuan. Maka dari itu, jangan menghabiskan energi dan jangan lupa untuk beristirahat.
Profesor Kathleen Vohs, seorang pakar perilaku, menyatakan bahwa pengendalian diri memiliki sumber daya yang terbatas, yang bisa habis jika digunakan secara berlebihan. Seperti otot yang kelelahan yang tidak bisa digerakkan lagi jika terlalu diforsir. Dan seperti otot juga, bagian otak yang berkaitan dengan kontrol diri; prefrontal cortex, bisa dilatih agar lebih perkasa.
Cara melatih bagian otak ini juga sama dengan cara binaragawan melatih dan memperbesar otot-ototnya secara alamiah. Perlahan tapi pasti, mulai dari beban barbel yang kecil dan sampai mengangkat besi yang lebih berat. Semua dilakukan tanpa dipaksakan, tanpa stres, dan disesuaikan dengan perkembangan ototnya. Selain itu, masa istirahat juga diperlukan agar otot yang sudah dilatih melakukan pemulihan untuk bertumbuh agar lebih besar dan kuat.
Maka, tips disiplin diri menjadi; lakukan tindakan yang harus dilakukan, namun jangan dipaksakan tapi tetap harus dikerjakan. Intinya, laksanakan kedisiplinan dengan langkah-langkah yang mudah dan bertahap, yang penting konsisten dan tidak absen dalam prakteknya walau tetap diberikan jeda untuk memulihkan tenaga.

4)Kelola Lingkungan dan Kondisi Sosial di Sekitar
Disiplin diri bukan hanya sekedar mengelola kemampuan yang ada di dalam diri untuk mengerjakan rencana tindakan secara konsisten, tapi juga menempatkan diri pada lingkungan dan kondisi sosial yang mendukung pelaksanaan kedisiplinan diri tersebut.
Seorang psikologis dari Princeton, Dan Ariely, meneliti tingkat pengendalian diri seseorang membutuhkan kontrol eksternal seperti pengaturan keadaan serta orang-orang yang ada di sekitarnya. Perubahan pada lingkungan akan memacu perubahan pada diri orang yang ditempatkan di lingkungan tersebut.
Untuk berdisiplin, kita perlu menyiapkan segala sesuatu yang kita butuhkan dan menyingkirkan semua yang ingin kita hindari selama berdisiplin. Contohnya untuk berdiet; seseorang perlu melakukan persiapan dengan membuang segala makanan junk-food dari kulkas dan lemarinya serta selalu menyediakan makanan sehat seperti buah dan sayur. Kalau perlu, pindah tempat tinggal ke lingkungan yang lebih mendukung gaya hidup yang sehat.
Lalu, kita harus menempatkan diri bersama orang-orang yang mendukung tujuan kita berdisiplin, mendekati diri dengan orang-orang yang bisa mempengaruhi dan melemahkan kedisiplinan kita. Misalnya, jika ingin lebih rajin berolahraga maka bergaulah dengan orang-orang yang juga rajin berolahraga jangan berkumpul dengan orang-orang yang duduk-duduk saja kerjanya. Jangan cuma mendaftarkan diri ke gym tapi milikilah teman atau tim dalam suatu klub olah raga yang diminati.
Aktiflah mengikuti diskusi, forum, dan nyatakan tujuan serta rencana tindakan kita secara publik. Umumkan beserta sanksi atau hukuman yang bersedia kita terima jika gagal memenuhi komitmen dalam berdisiplin tersebut. Bergabung atau buatlah grup/kelompok yang bertujuan sama dan saling mendukung, atau minimal cari seorang partner/mitra yang mendukung kita untuk mendisiplinkan diri.

5)Meningkatkan Kepercayaan Diri
Kesuksesan menaklukan tantangan dalam berdisiplin membutuhkan kepercayaan diri. Tingkat keberhasilan yang tinggi didapatkan dengan memberikan yang terbaik dari kemampuan yang ada. Dan memberikan yang terbaik semaksimal yang kita bisa, hanya mungkin dilakukan dengan kepercayaan diri yang optimal.
Peneliti beberapa atlit terbaik yang menjadi juara dunia, Jim Taylor, Ph.D. Mengemukakan bahwa keyakinan penuh akan keahlian yang kita miliki akan membuka potensi diri sepenuhnya. Sedangkan keragu-raguan akan menghambat pemanfaatan keahlian secara maksimal dan akan membawa penyesalan karena tidak memberikan yang terbaik dari diri kita. Kepercayaan diri akan meningkatkan keyakinan seseorang untuk sukses.
Sebaliknya, kita tidak akan menyesal meski gagal jika kita tahu kita telah memberikan yang terbaik dan berusaha semaksimal mungkin. Kita tidak akan menyalahkan diri, mungkin kita akan menyalahkan nasib atau takdir, tapi kita akan tetap percaya diri karena telah berjuang dengan seluruh kemampuan yang kita punya. Penyesalan akan mendemotivasi dan melemahkan semangat kita, berikan seluruh kemampuan yang terbaik yang kita bisa agar tidak menyesal nanti. Dan kepercayaan diri yang tinggi akan menguatkan kita dari perasaan kecewa jika kita mengalami kegagalan.
Maka dari itu, adalah penting untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan diri bahwa kita akan mampu berdisiplin secara maksimal. Untuk meningkatkan kepercayaan diri kita harus menjaga sikap dan pikiran yang positif, optimis dan berani menghadapi rasa takut serta kecemasan atau ketidaknyamanan yang ada akibat perubahan yang dilakukan. Dan yang paling penting; mampu bangkit serta belajar dari kesalahan, terus percaya diri untuk kembali termotivasi dalam berdisiplin.

Sukses di Tujuan Sukses di Perjalanan

kesuksesan sebaiknya tidak hanya diukur dari keberhasilan dalam mencapai tujuan saja.
Sepanjang perjalanan, kita bisa meraih kesuksesan juga.
Kesuksesan yang indah adalah kesuksesan yang lengkap. Tidak hanya sukses di tujuan, sukses di perjalanan juga.

Dan kesuksesan yang paling elok adalah yang diraih dengan jalan yang lurus.
Bukan kesuksesan yang didapat dari perilaku yang menyimpang, merugikan orang lain, dan tidak bermoral. Sehingga bisa disebut gagal dalam perjalanan menuju kesuksesan.
Gagal menjadi manusia. Menjatuhkan derajat pribadi. Mencoreng harkat diri.

Banyak orang terlalu berambisi dalam mencapai tujuan sehingga menghalalkan segala cara dan merusak kisah perjalanan. Memori yang ada; diingat-ingat sebagai pribadi yang cacat.
Kegagalan dalam berperilaku, menghancurkan kemuliaan pencapaian cita-citamu.

Sukses yang sejati, didapatkan dengan cara-cara yang mulia. Upaya dalam meraih sukses diiringi dengan nurani yang bersih. Usaha yang beretika membuat pengejaran mimpi menjadi berestetika.
Jangan sampai ketika kita telah sampai pada impian kita, mimpi itu dialami oleh jiwa yang telah rusak. Dikenal sebagai orang yang jahat. Berjiwa picik.

Jiwa yang tidak akan bisa berbahagia.

Begitu banyak orang menjadi terlalu bernafsu. Di dalam perjalanannya meraih sukses di tujuannya menjadi terasa hampa. Pikirannya sempit. Hatinya sesak.

Mereka menjadi lupa untuk bersyukur, menikmati, dan memaknai perjalanannya. Sukses di tujuan menjadi hambar, karena sukses dalam perjalanannya tidak disyukuri.

Jangan menunggu untuk merayakan kesuksesan hanya karena sukses di tujuan belum diperoleh. Rayakan setiap kemenangan kecil di sepanjang perjalanan menuju sukses.

Dan di sepanjang perjalanan ini; kita memperoleh banyak hal yang berharga, mendapatkan teman-teman baru, menjadikan sahabat-sahabat lama lebih teruji, mengetahui banyak wawasan dari umpan balik dan belajar dari pengalaman. Semuanya yang sungguh berarti.

Sukses itu bukan hanya di tujuan. Sukses di perjalanan karena memiliki pembelajaran yang berharga. Sukses di perjalanan yang melengkapi kisah sukses secara keseluruhan.

Maka; kita jangan hanya mementingkan pencapaian kesuksesan kita. Sehingga kita lupa untuk memetik banyak hikmah dan pelajaran di sepanjang perjalanan.
Ingat-ingatlah ini; sebelum kita meraih kesuksesan besar di ujung perjalanan, kita bisa merayakan banyak keberhasilan kecil di sepanjang perjalanan kita.

Begitu pun dengan kegagalan, menjadi berharga ketika kita tidak terlalu kecewa dengan hasil akhirnya. Semua kegagalan di sepanjang perjalanan menjadi pelajaran yang sangat berharga.
Sehingga tidak ada perjalanan yang sia-sia, meski gagal di tujuan, kita memperoleh banyak ilmu.

Beragam pengetahuan yang membuat pribadi kita berkembang. Hidup kita lebih maju.
Tidak akan ada kisah yang sia-sia. Semua perjalanan akan menjadi kenangan yang indah. Cerita-cerita yang menginspirasi sesama. Memotivasi dari hati.

Kepedulian kita di sepanjang perjalanan menuju kesuksesan, jadi kisah-kisah kesuksesan tersendiri di sepanjang perjalanan kita. Kepedulian menjadikan segalanya berwarna. Jalan menuju kesuksesan menjadi jalan yang meriah.

Dan pada akhirnya; integritas dan kompetensi seseorang dinilai bukan hanya dari hasil akhir kinerjanya, namun juga kontribusi aktifnya selama dia bekerja. Teruslah berjuang secara optimal, gigih dan pantang menyerah.

Ada kalanya dimana kita ingin
menyerah karena tujuan yang ingin digapai tidak terlihat. Terlalu jauh. Tapi jangan menyerah, tetap optimis dan sadari potensi kesuksesan yang hadir di sepanjang jalan. Kesuksesan ada dimana-mana, sepanjang kita mau terus berjalan.

Inilah gunanya memiliki kesadaran bahwa kesuksesan bukan hanya ada di akhir perjalanan, tapi di sepanjang perjalanan itu sendiri. Kita menjadi lebih sigap dalam menangkap peluang sukses. Kesempatan untuk sukses yang selalu ada dimana-mana.

Kesuksesan yang sejati ada dua. Seperti pasangan yang sempurna. Sukses di tujuan dan sukses dalam perjalanan. Sukses dari pertama dan selama-lamanya.

Semoga kita selalu sukses dalam setiap langkah menuju tujuan kita masing-masing…

Salam Semangat Sukses Selalu

Sukses Meningkatkan Kecerdasan Emosi

Jika kita tidak mengelola emosi kita, maka diri kita akan diperbudak oleh emosi-emosi yang muncul. -Reza Wahyu
Kesuksesan seseorang tidak hanya tergantung dari kinerja dirinya sendiri. Seringkali, orang lain adalah faktor kunci dalam keberhasilan seseorang. Apalagi, jika kita berada dalam suatu lingkungan kerja seperti pada suatu perusahaan.

Kemajuan karir atau bisnis kita akan sangat ditentukan oleh beragam kesempatan dan peluang. Banyak kesempatan yang didapat dari pertemuan dengan orang lain atau menemukan orang yang tepat yang bisa memberikan peluang kita untuk maju.

Pekerjaan yang kita lakukan juga akan menjadi lebih efektif jika kita mendapatkan bantuan dan dukungan dari orang lain. Maka dari itu, jaringan pertemanan dan relasi bisnis menjadi sangat penting bagi kesuksesan bahkan melebihi kompetensi diri sendiri atau kecerdasan intelektual (IQ)

Maka dari itu, kecerdasan emosi dan sosial adalah kunci dari keberhasilan sejati disamping kecerdasan intelektual. Kecerdasan emosi akan memampukan kita untuk mengelola diri dalam berperilaku. Kecerdasan sosial akan meningkatkan keahlian komunikasi kita serta berstrategi dalam interaksi kita dengan orang lain untuk mencapai tujuan kita secara sukses.

Orang-orang yang sukses di berbagai bidang menunjukkan kemampuan yang tinggi dalam mengelola diri dan hubungan sosial dengan orang lain. Kemampuan inilah yang disebut dengan kecerdasan emosi atau EQ/EI.


Menurut suatu survei oleh lembaga peneliti, 90 persen karyawan yang berkinerja tinggi memiliki kecerdasan emosi yang tinggi pula. Sementara 80% pekerja yang produktivitasnya rendah memiliki kecerdasan emosional yang juga rendah.

Positifnya, kecerdasan emosi atau EQ bisa berkembang seiring pembelajaran personal yang tidak seperti IQ yang cenderung stagnan tidak bisa berubah banyak. Kecerdasan emosi ini bisa kita tingkatkan, yang pada akhirnya bisa meningkatkan peluang kita untuk sukses.

Kecerdasan emosi dan sosial ini akan memampukan seseorang dengan berbagai keahlian seperti memotivasi diri, mengatasi stres dan tekanan di tempat kerja, menguatkan kegigihan, menangani konflik, berkolaborasi, berdisiplin, bekerja sama dalam tim, membangun kepercayaan, keahlian persuasi serta negosiasi, mempengaruhi orang lain dan kepemimpinan.

Maka dari itu, pengukuran dan pelatihan dalam aspek kecerdasan sosial-emosional sangat direkomendasikan kepada perusahan-perusahaan yang ingin unggul dalam persaingan. Kecerdasan emosi atau EI menjadi satu keunggulan kompetitif strategis yang menguntungkan perusahaan.

Di tahun 1980-an, seorang psikologis bernama Dr. Reuven Baron memulai riset di bidang etika dan perilaku terhadap orang-orang yang dinilai pintar. Tahun 1985, dia menciptakan istilah kecerdasan emosi dan terus menguji keilmiahan dari teorinya. Tahun 1997, setelah 17 tahun meneliti, dia menerbitkan tulisan yang memverifikasi validitas dari kecerdasan emosi.

Terdapat beberapa faktor dalam kecerdasan emosi yang menunjang kompetensi seseorang dalam suatu lingkungan kerja. Ada faktor kesadaran diri untuk memahami emosi pribadi dan mengendalikannya. Lalu faktor empati agar bisa lebih mengerti orang lain dan membaca arah dinamika berkelompok. Faktor ketegasan untuk mengekspresikan perasaan, keyakinan, dan pemikiran secara efektif tanpa agresivitas yang berlebihan.

Kecerdasan emosi juga akan memampukan seseorang untuk membedakan pengalaman subyektif dari fakta-fakta yang obyektif, mengatur harapan yang realistis, dan menolak impuls atau dorongan untuk bertindak secara terburu-buru.

Selanjutnya, kecerdasan emosi yang tinggi ditandai oleh keahlian beradaptasi secara fleksibel dengan menyesuaikan perilaku terhadap perkembangan situasi dan kondisi yang ada. Membangun perilaku yang konstruktif serta penuh percaya diri untuk berkinerja secara lebih baik.

Dan banyak sikap-sikap lainnya yang menunjukkan ketinggian dari kecerdasan emosi seseorang seperti rasa tanggung jawab, mandiri tapi mau bekerja sama dan jadi pendengar yang baik, optimis serta banyak sifat-sifat positif yang tahan terhadap stres ataupun tekanan.

Kecerdasan emosi akan sangat mendukung kesuksesan seseorang kala menghadapi masalah dari lingkungan dan tantangan dari orang lain. Hasrat diri untuk beraktualisasi akan memenuhi potensi kapasitas dirinya agar mampu menciptakan kehidupan yang sejahtera.
Dengan kata lain, kecerdasan emosi yang tinggi berarti motivasi yang tinggi juga untuk mencapai sukses.

Pemimpin yang cerdas emosinya akan bisa memberikan keteladanan yang inspiratif untuk dicontoh, dan arahan yang efektif berkat pemahamannya pada emosi dirinya dengan orang-orang dalam interaksi sosialnya. Para manajer yang meningkat kecerdasan emosinya akan menjadi visioner, inovatif, serta semakin kompeten dalam mengelola diri dan orang lain.

Komunikasi antar rekan kerja, kepada atasan atau bawahan, dan sama pihak-pihak lainnya yang terkait akan semakin lancar berkat peningkatan kecerdasan emosi ini. Jaringan binis dan dinamika kelompok kerja akan mampu mengatasi segala tantangan dalam berinteraksi. Para pegawai akan menjunjung integritas yang tinggi, karyawan menjadi proaktif dan bersemangat dalam bekerja.

Kita bisa meningkatkan kecerdasan emosi ini dimulai dari diri sendiri (selain mengikuti trainingnya), misalnya dengan mempelajari emosi-emosi yang negatif. Kita harus belajar mengenal penyebab dan teknik menenangkan diri dari emosi yang negatif. Saya akan menuliskan beberapa tip praktis untuk meningkatkan kecerdasan emosi di tempat kerja dalam blog 100motivasi ini di tulisan-tulisan selanjutnya. Selain itu, kita perlu mengerti petunjuk-petunjuk non-verbal dari interaksi kita dengan orang lain.

Maka dari itu, kemampuan untuk bisa asertif dan mengeluarkan emosi-emosi yang sulit amat diperlukan jika kita ingin meningkatkan kecerdasan emosi ini. Dan tentunya juga bersama dengan kemampuan kita dalam mengungkapkan emosi-emosi yang intim dalam hubungan personal kita.

Akhirnya, kita juga bisa meningkatkan sukses di perusahaan tempat kita bekerja dengan aplikasi kecerdasan emosi yang mumpuni. Saya akan memaparkan teknik-teknik meningkatkan produktivitas dengan implementasi kecerdasan emosi di tempat kerja, stay tuned!

Meraih Mimpi Tanpa Rasa Kecewa

Suatu hari di setiap rumah di dunia, akan ada satu komputer di mejanya. -Bill Gates
Untuk meraih impian, kita memerlukan energi semangat kreatif. Kreativitas yang dapat mewujudkan visi yang telah diimpi-impikan. Akan tetapi, seringkali motivasi kita untuk mengejar mimpi terhambat perasaan-perasaan yang negatif.

Biasanya, perasaan negatif itu berasal dari kekecewaan dan kekhawatiran. Rasa kecewa disebabkan oleh ketidaksesuaian antara keinginan dan kenyataan di masa sekarang. Rasa khawatir disebabkan oleh ketakutan akan dikecewakan karena gagal di masa depan.

Rasa kecewa inilah yang membawa emosi yang buruk seperti frustasi dan depresi. Emosi yang melumpuhkan motivasi dan membuat semangat semakin terpuruk. Semangat kerja untuk mencapai impian semakin jatuh yang akhirnya merugikan diri dan orang lain. Motivasi menjadi basi serta inspirasi memudar.

KUNCINYA ADA PADA PIKIRAN

Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa solusi meraih mimpi dimulai dari dalam diri. Malahan berusaha keras memperbaiki situasi, kondisi eksternal dengan keadaan diri yang sedang down. Maka, hasil perbaikannya tidak akan maksimal walau telah berfokus memperbaiki keadaan di luar diri.


Padahal, rasa kecewa berasal dari dalam diri. Dari hati atau pikiran yang merasakan beragam emosi. Dan sesungguhnya semua pengetahuan, pengalaman, dan ingatan akan dunia di luar diri ada di dalam kesadaran kita yang bernaung di pikiran. Peristiwa yang ada baru bermakna setelah diolah di dalam pikiran.
Segalanya yang tampak, setiap suara yang terdengar, apapun yang terjadi adalah hasil dari reaksi kimia dan listrik antara indera dengan saraf-saraf reseptor di otak. Kejadian-kejadian adalah interpretasi pikiran atas input-input inderawi. Semuanya ada di dalam pikiran kita.

Jadi, kuncinya ada pada penataan pikiran. Pikiran yang mengalami rasa kecewa dan cemas (takut kecewa di masa depan) adalah pikiran negatif yang menjatuhkan semangat kerja. Mendemotivasi diri yang sedang ingin mencapai mimpi-mimpinya. Yang ada adalah rasa frustasi serta depresi karena rasa kecewa baik di masa kini dan di bayangan masa depan.

Bahkan, kita tak perlu berupaya mengubah kenyataan yang ada untuk mengatasi frustasi dan depresi yang mendemotivasi. Caranya adalah dengan mengelola konflik batin di dalam pikiran kita yang sedang negatif.

Pikiran menjadi negatif karena frustasi akibat rasa kecewa di masa kini. Hal ini disebabkan oleh harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Apa yang diinginkan berbeda dengan realita yang ada. Lalu pikiran juga bisa juga depresi karena tertekan rasa takut akan hasil yang mengecewakan di masa depan.

MENGATASI FRUSTASI DAN DEPRESI

Ketika perasaan negatif berkecamuk, berarti sedang terdapat konflik batin atau pertentangan dua bagian pikiran. Yaitu antara bagian yang mengamati situasi (observasi) dan bagian yang memprediksi berdasarkan harapan/keinginan yang berlebihan (obsesi).

Perbedaan antara realita yang diobservasi dengan obsesi adalah sumber frustasi. Seringkali keinginan kita menjadi begitu mendominasi sehingga menjadi obsesi penyebab depresi. Maka dari itu, pikiran negatif dimulai dari pertentangan secara kognisi; observasi melawan obsesi.

Perang observasi vs obsesi inilah yang menciptakan rasa frustasi dan depresi di dalam pikiran. Energi mental yang ada tersedot dan tak tersisa lagi untuk kreativitas. Batin menjadi keruh dan semangat kerja melempem. Konflik batin antara observasi dengan obsesi.

Kita harus melenyapkan konflik batin ini, cara mengakhiri perang yang ada di dalam pikiran ini adalah dengan memenangkan satu pihak dan pihak lainnya harus mengalah. Dan yang mesti menyerah kalah jika bertentangan adalah obsesi.

Observasi lebih diutamakan karena ia mengamati kenyataan, kebenaran yang ada. Obsesi hanya akan menambah frustasi dan depresi karena menjauhkan kita dari kebenaran, realita yang sedang atau akan terjadi. Hal ini disebut penerimaan, hati yang ikhlas.

Hati yang ikhlas akan membawa kedamaian ke dalam pikiran, dan akhirnya ke dalam kehidupan. Hidup kita menjadi membahagiakan tanpa rasa frustasi dan depresi. Energi kreatif menjadi meluap-luap, semangat kerja melonjak, dan motivasi menggapai mimpi semakin meningkat setiap hari.

MERAIH MIMPI DENGAN BERSYUKUR

Ingat, selalu utamakan observasi dan jadikan obsesi sebagai asisten saja. Kita tetap boleh berharap tapi jangan berkeinginan berlebihan hingga menolak kenyataan. Ikhlas menerima realita yang terjadi dan belajar mencintainya. Apapun yang kita miliki dan situasi yang dialami, harus tetap diterima dengan ikhlas bahkan disyukuri.

Rasa syukur ini juga akan menjadi antidot depresi. Bersyukur adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi rasa takut, takut kecewa di masa depan dan di masa yang sekarang. Dengan bersyukur, kita bisa mengubah mindset menjadi lebih positif dan ikhtiar meraih mimpi menjadi lebih bersemangat.

Tuhan telah berjanji akan menambah karunia bagi orang-orang yang bersyukur. Jadi; apapun yang terjadi dan dimiliki, bagaimanapun orang-orang berperilaku, kita mesti menerima dengan ikhlas dan penuh rasa syukur. Dan dengan begitu energi kreatif akan mengalir seiring rahmat serta berkah dari Sang Pencipta.

Latihlah observasi menjadi prioritas dengan rileksasi-kontemplasi, konsentrasi yang tinggi dan selalu waspada dalam menyadari kekinian (eling). Transformasi obsesi menjadi visi yang dapat disyukuri meski belum dimiliki. Dengan begitu, impian kita akan tercipta didukung oleh energi kreatif penuh semangat.

Pikiran yang positif, penuh keikhlasan dan rasa syukur akan memotivasi kita dalam meraih mimpi yang selaras dengan harmoni alam semesta..

 

Feedjit


statistics counter

About

B A N N E R

Featured Posts

Widget edited by super-bee